Aku
tidak tahu pasti bagaimana awalmu melangkah, karena awal langkahku sendiri aku
juga tidak mengingatnya. Dari sekian banyak ayunan kakiku, aku masih mengingati
saat langkah kita bertemu. Kita berjalan bersama dikurun waktu yang berbeda.
Kita sama namun kenyataanya berbeda. Ketika kita menatap kedepan aku percaya
kita akan berjalan searah. Tapi kenyataan kita berada di tempat berdiri dengan
sedikit perbedaan. Aku tidak bisa berada di tempatmu dan kau tidak mungkin
berada di tempatku. Kita akan tetap berada ditempat kita seharusnya berdiri.
Aku merasa tidak perlu ada kau. Aku hanya nyaman dengan kita. Terlampau jauh
aku merasa nyaman. Satu diantara kita berhenti melangkah, itu kau yang berhenti
terlebih dahulu. Tapi aku tidak tahu, aku hanya merasa kau masih disampingku.
Dari sekian banyak ketidak sempurnaan, aku punya satu tebakan yang sempurna. Kau
bukan orang yang akan jahat padaku. mungkin terlampau jauh aku berjalan sendiri
tapi tak merasa sendiri. Dari tempatmu berhenti kau berisyarat tujuan kita
agaknya sedikit berbeda. Kau berjalan melebihi tempat dimana kau harus
berbelok. Kau baru berisyarat ketika yakin aku tetap akan tetap baik saja dan
tak merasa sepi walau sebenarnya sedang sendiri. Ketika awal langkah kita
bertemu aku tidak melihat, rupanya jalan itu punya persimpangan, bukan lurus.
Bukan. Bukan hanya aku yang tidak melihat persimpangan. Atau mungkin sebenarnya
aku dan kau sudah melihat, tapi dianggap lalu fatamorgana. Meski kita sudah
hilang. Tapi kau dan aku masih sama. Sama tak tahu sesuatu di depan. Jalan berakhir sama ataukah banyak titik akhirnya.